WARTA NUSANTARA – Jakarta, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta telah memberikan tanggapannya terkait dengan video yang viral di media sosial yang menampilkan empat pelajar perempuan yang mengolok-olok anak-anak di Gaza, Palestina, saat sedang makan di restoran cepat saji. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta, Budi Awaluddin, menegaskan bahwa keempat pelajar tersebut harus meminta maaf secara terbuka atas tindakan mereka yang tidak pantas.
Menyikapi peristiwa ini, salah satu pelajar yang terlibat dalam insiden tersebut telah memposting kronologi kejadian di akun media sosial sekolah. Sekolah yang bersangkutan, yaitu SMPN 216 Jakarta, memberikan klarifikasi sebagai berikut:
1. Peristiwa tersebut terjadi di luar jam sekolah, tepatnya pada Minggu, 9 Juni 2024, setelah pelajar tersebut kembali dari tempat ibadah dan makan siang di restoran cepat saji.
2. Keempat orang yang terlihat dalam video bukanlah siswa dari SMPN 216 Jakarta.
3. Pelajar yang melakukan perekaman video dan mempostingnya di Instastory adalah salah satu siswa kelas 9 dari SMPN 216 Jakarta yang juga merupakan teman mereka.
4. Sekolah sangat menyesalkan dan mengutuk perilaku yang terjadi dalam video tersebut.
5. Pihak sekolah telah memanggil pelajar yang terlibat beserta orang tuanya, serta mendesak mereka untuk memberikan klarifikasi dan permintaan maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan oleh perbuatan tersebut.
6. Sekolah selalu mengajarkan dan mendorong sikap toleransi yang tinggi.
Budi menyatakan, “Kami telah meminta maaf atas kejadian ini dan sudah menghubungi sekolah terkait masalah ini. Kami mengecam tindakan dalam video tersebut dan telah memanggil pelajar yang terlibat serta keluarganya untuk meminta maaf.” Meskipun kejadian tersebut tidak terjadi di sekolah dan pada hari libur, Disdik Jakarta akan meningkatkan pengawasan serta memberikan pendidikan moral, karakter, dan etika kepada para pelajar. “Kami akan melakukan upaya pembinaan karakter kepada semua siswa di sekolah,” katanya.
Budi juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi keempat pelajar yang terlibat dalam video tersebut dan meminta mereka untuk bertanggung jawab atas ucapannya di media sosial. “Mereka adalah pelajar SMP, kami akan memfasilitasi pertemuan dengan mereka dan meminta maaf atas peristiwa ini. Kami telah mengumpulkan semua data yang diperlukan dan akan memfasilitasi klarifikasi serta permintaan maaf dari mereka,” jelas Budi.